Potensi Logam Tanah Langka Indonesia Masih Besar

Nasional6 Dilihat

JAKARTA, BN NASIONAL.

Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Tata Kelola Minerba Irwandy Arif menyebutkan, mineral monazite menjadi salah satu logam tanah jarang (LTJ) yang paling maju d ibandingkan LTJ lainnya.

“LTJ masih dalam tahap awal, kecuali Monazite di Bangka Belitung,” kata Irwandy saat d itemui di Kementerian ESDM, Jumat (29/12/2023).

Menurutnya, mineral LTJ lainnya masih dalam tahap penyelidikan awal dengan menghitung berapa jumlah sumber daya yang ada di Indonesia yang memiliki potensi LTJ.

“(LTJ) yang lain masih tahap penyelidikan awal, masih menghitung sumber dayanya. Kalau monazit cukup jauh, karena dalamnya ada thorium, cuma sampai sekarang belum d iketahui,” jelas Irwandy.

Di sisi lain, Kementerian ESDM juga terus melakukan survei dan pemetaan serta telah melakukan pendataan terhadap potensi-potensi yang ada.

Baca juga  Bulog Impor 20.000 Ton Daging Jelang Ramadan: Stok Dijamin, Masyarakat Tidak Usah Khawatir

“Kami sudah memperoleh data, jadi dari survei di seluruh indonesia itu, kami masih mencakup sekitar 10%, yang artinya masih banyak tugas kami,” kata Kepala Balai Besar Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan (BBSPGL) Kementerian ESDM Hadi Wijaya, Sabtu (16/12/2023).

Dari 10% tersebut, BBSPGL telah melakukan survei dan pemetaan terhadap 1.820 sampel dari 12 komoditas di 30 lokasi perairan Indonesia, yang mana sampel tersebut d iambil dari sedimen dasar laut yang menggunakan peralatan geologi.

Selain itu, sampel yang d iambil berada pada laut yang kedalamannya lebih dari 500 meter, BBSPGL menggunakan kapal riset canggih, yakni kapal Geomarine III, yang memiliki multipurpose vessel, dengan fungsinya untuk pemetaan hidrografi, oseanografi, geologi, maupun geofisika.

“Sepanjang tahun 2023 ini, BBPSGL melakukan survei menggunakan kapal geomarine dan perahu kecil, tercatat bahwa kita telah memperoleh lintasan survei sepanjang 4.790 KM, atau hampir 5 kali bolak-balik Jakarta-Banyuwangi, ini yang terpanjang selama 5 tahun terakhir,” jelas Hadi.

Baca juga  Jalan Ditempat, Begini Kabar Proyek Gasifikasi Batubara PTBA

Dari hasil survei dan pemetaan serta pengolahan data yang d ilakukan BBPSGL, terdapat potensi sebesar 4,6 miliar m3 mineral berat pembawa logam tanah jarang, emas plaser sebanyak 268,4 juta m3, pasir timah 386,4 juta m3, pasir silika sebanyak 22,8 miliar m3, serta 30 miliar m3 pasir besi.

Namun, Hadi menegaskan bahwa potensi tersebut tidak dapat d iartikan potensi di seluruh wilayah Indonesia, karena seperti d ikatakan sebelumnya bahwa survei yang d ilakukan baru mencakup 10% saja dan belum d itambahkan dengan survei dari stakeholder.

“Ini semua sebetulnya hasil murni dari Badan Geologi dan belum d itambahkan dengan hasil penelitian para mitra ataupun stakeholder yang terkait. Jadi artinya begitu besarnya potensi untuk mineral kelautan di Indonesia,” jelasnya.(*)