JAKARTA, BN NASIONAL – Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyebut nilai tambah yang dihasilkan dari industri hulu migas sebesar 5,4 kali.
“Studi terbaru menunjukkan bahwa setiap satu dolar dari investasi di industri ini menghasilkan nilai tambah sebesar 5,4 kali. From one dollar investment, the effect multiplier is 5,4 times,” kata Dwi dalam acara Peringatan 22 Tahun Mengelola Hulu Migas, Selasa (16/7/2024).
Hasil tersebut didapatkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Indonesia.
Diketahui, penerimaan negara pada industri hulu migas pada semester 1 2024 sebesar Rp114 triliun.
“Pada tahun 2023 kita berhasil mengumpulkan penerimaan negara sebesar Rp219 triliun dan hanya dalam semester pertama tahun ini jumlahnya telah mencapai Rp 114 triliun,” jelas Dwi.
Menurutnya, industri hulu migas saat ini masih dinamis dengan rencana pelaksanaan proyek sebanyak 138 dari tahun 2024 sampai 2029 nantinya.
“Proyek-proyek ini akan membutuhkan total investasi sebesar Rp543 triliun,” ujar Dwi.
Selain itu, industri hulu migas saat ini yang dikelola oleh negara atau Barang Milik Negara (BMN) sebanyak 7,6 persen.
“BMN yang dikelola oleh sektor hulu migas saat ini bernilai Rp1.014 triliun atau 7,6 persen dari total aset negara,” ujarnya.
Dengan industri hulu migas saat ini, terdapat 150 ribu lapangan pekerjaan dari hasil multiplayer efek yang diciptakan.
“Industri juga berhasil menciptakan efek multiplier yang signifikan melalui penerapan tingkat kandungan dalam negeri yang mencapai Rp76,5 triliun pada tahun 2023 dan penyediaan lapangan kerja untuk 150 ribu pekerja,” katanya.
Ia menambahkan, selama 20 tahun terakhir, industri hulu migas telah memberikan dampak yang signifikan kepada penerimaan negara.
“Selama 20 tahun terakhir industri Hulu migas telah menjadi penyumbang kedua terbesar penerimaan negara pajak dengan total kontribusi 5.000 triliun rupiah” jelasnya.