JAKARTA – BNNASIONAL.COM
Pemerintah semakin gencar mendorong Program Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang telah diamanatkan dalam Perpres Nomor 55 Tahun 2019.
“Hal ini merupakan langkah nyata dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai tujuan lingkungan yang lebih berkelanjutan,” ungkap oleh Yudo Dwinanda Priaadi, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE).
Pemerintah berfokus pada dua aspek utama, yakni percepatan pengembangan industri KBLBB dalam negeri dan penyediaan infrastruktur pengisian listrik yang memadai untuk kendaraan berbasis baterai.
Indonesia, sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia, memiliki peluang emas sebagai produsen baterai EV dan lithium baterai.
Sejalan dengan hal ini, pemerintah merancang strategi besar untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik dan baterai kendaraan listrik.
Tujuannya adalah untuk mendorong investasi dari perusahaan dan industri manufaktur kendaraan listrik serta membantu Indonesia mencapai target menjadi negara maju pada tahun 2045.
Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (BBSP KEBTKE), mengumumkan bahwa perusahaan TDL Global akan memasok 20.000 unit baterai pada tahun 2023 dan 100.000 unit pada tahun 2024 dengan kapasitas produksi lokal.
Menariknya, BBSP juga telah bekerja sama dengan Inventus Power (AS) dan PT. Inti untuk mengembangkan Conversion Kits yang diproduksi secara masal dengan harga bersaing serta proses instalasi yang mudah.
BBSP berkolaborasi dengan PT. Yifang untuk proses konversi motlis melalui production line, menekan biaya konversi sambil menjaga kontrol kualitas.
BBSP rencananya akan melakukan MoU dengan SUNRA, sebuah perusahaan sepeda motor listrik dari China, untuk mengadopsi konsep Trade-In yang diperkenalkan oleh PT PLN.
Semua langkah ini membuktikan komitmen kuat Indonesia dalam mewujudkan masa depan kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.