JAKARTA, BN NASIONAL – Wakil Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) Dr.Andersius Namsi, Ph.D, memaparkan kesinambungan antara kehidupan masyarakat Dayak dengan Alam sekitar.
Hal ini dikatakan pada saat menghadiri lomba Video Klip Mars FPK serta Festival Film Dokumenter Pendek di Gedung Sasana Bhakti Kementerian Dalam Negri Selasa 21/12/2021.
Acara yang dilangsungkan dengan virtual tersebut disaksikan seluruh masyarakat Indonesia kesempatan itu Namsi juga perkenalkan MADN pada semua pihak.
“Dalam kesempatan ini saya ingin memperkenalkan sedikit Majelis Adat Dayak Masional (MADN) sebagai wadah organisasi seluruh induk organisasi masyarakat Dayak yang ada di Indonesia, MADN adalah sekumpulan dari tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai profesi berbagai latar belakang berkumpul di dalam satu organisasi yang dipimpin oleh seseorang yang disebut sebagai presiden yang sebagai pimpinan tertingginya” terang Namsi.
Lebih lanjut ia juga memaparkan siap Dayak dan ragam sub suku yang ada dan tersebar di pulau Borneo.
Siapakah orang Dayak atau masyarakat Dayak itu?
1. Dayak adalah sebuah nama kolektif untuk suku bangsa asli atau bumi putra yang berdomisili di pulau Kalimantan (Indonesia, Malaysia, dan Brunei).
2. Kelompok ethnik Dayak, berjumlah lebih dari 405 sub-suku yang tersebar di seluruh wilayah pulau Kalimantan, termasuk Malaysia dan Brunei yang terbagi dalam 7 kelompok besar yang mirip-mirip budaya, bahasa, dan tradisinya.
3. Hidupnya orang Dayak itu menyatu dan harmoni dengan alam. Maka ketika alamnya dirusak, mereka naik darah karena itu berarti mall miliknya dirusak.
4. Hidupnya orang Dayak itu berdasarkan Adat dan Hukum Adat. Yang tidak beradat, bisa kena sangsi Adat.
5. Sistim keyakinan bathin orang Dayak itu menjalin hubungan baik denga Tuhan Yang Maha Esa, dengan roh nenek moyang, dengan sesama manusia ciptaan Tuhan, dengan lingkungan alam tempat mereka berada.
MADN mengapresiasi Forum Pembauran Kebangsaan yang dibentuk oleh Kemendagri lewat Dirjen Mental Idiologi Kebangsaan mengadakan kegiatan Lomba Video Clip Mars FPK guna membangun keakraban berbagai suku sesama anak bangsa Indonesia.
“Merawat kesatuan Indonesia yang begitu luas sangatlah tidak mudah”, tutup pria kelahiran 1968 silam. (Rd).