JAKARTA, BN NASIONAL
SATUAN Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah memperoleh penambahan cadangan migas hingga triwulan ketiga 2023 sebanyak 543,6 juta barel minyak setara (MMBOE).
Dengan pertambahan ini, SKK Migas yakin bahwa peningkatan cadangan migas di tahun 2023 akan melebihi target yang di tetapkan.
Tingkat perbandingan penggantian cadangan migas (reserves replacement ratio/RRR) juga naik menjadi 84,6%, mendekati target 100% hingga akhir tahun 2023.
Benny Lubiantara, Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, menjelaskan bahwa pertambahan cadangan sebesar 543,6 MMBOE di peroleh dari persetujuan 23 rencana pengembangan dan sejenisnya (Plan of Development/POD).
Komitmen investasi yang di hasilkan dari persetujuan ini mencapai sekitar US$ 9,82 miliar atau setara dengan Rp 147,3 triliun.
Secara keseluruhan, Benny mengungkapkan bahwa terdapat 48 usulan POD dan sejenisnya pada tahun 2023, dengan potensi penambahan cadangan migas keseluruhan mencapai sekitar 960 MMBOE.
Dari 48 usulan POD dan sejenisnya tersebut, 6 di antaranya memerlukan insentif agar dapat menjadi ekonomis, dengan potensi penambahan cadangan migas mencapai sekitar 366,81 MMBOE.
Sementara itu, POD dan sejenisnya yang tidak membutuhkan insentif memiliki potensi penambahan cadangan mencapai sekitar 593,79 MMBOE.
“Dengan mempertimbangkan dukungan Pemerintah untuk industri hulu migas, kami yakin bahwa pembahasan insentif akan membuahkan hasil positif,” kata Benny.
“Di perkirakan pencapaian RRR hingga tahun 2023 mencapai sekitar 149,5%, membuat ini tahun keenam berturut-turut di mana capaian RRR melebihi 100%. Secara rata-rata dari tahun 2018 hingga 2023, di perkirakan capaian RRR secara rata-rata sekitar 163%, menunjukkan bahwa SKK Migas berhasil meningkatkan RRR sekitar 63% lebih tinggi dari target,” tambah Benny.(*)