Akhir Tahun 2023 PLN IP dan Nusclase Selesaikan Studi PLTN di Kalbar

by admin
2 minutes read
Akhir Tahun 2023 PLN IP dan Nusclase Selesaikan Studi PLTN di Kalbar

Jakarta, BN Nasional – Indonesia dan Amerika sudah melakukan kemitraan strategis untuk mengembangkan program energi bersih melalui PLN Indonesia Power (IP) dan NuScale Power OVS melalui US Trade and Development Agency (USTDA) yang memberikan hibah untuk membantu menilai kelayakan teknis dan ekonomi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Kalimantan Barat.

Direktur Utama PLN IP Edwin Nugrah Putra mengatakan, proses kerja sama tersebut masih berproses dengan USTDA dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk merumuskan langkah-langkah selanjutnya dengan tenggat waktu sampai akhir tahun 2023.

“Delapan atau sepuluh bulan (kerja sama) untuk studi aja,” kata Edwin saat ditemui di DPR RI, Rabu (5/7/2023).

Teknologi yang diterapkan tersebut menggunakan teknologi Small Modular Reactor (SMR) yang dimiliki NuScale, dan Kalimantan Barat dipilih karena sudah melewati hasil kajian dari BRIN.

“Nanti dari hasil studi itu dibawa lagi untuk dievaluasi sampai ke USTDA apakah ini dilanjutkan menjadi project realisasi atau perlu kajian di tempat lain atau kajian lain lagi dari hasil kajian tersebut, kan itu belum tau. Sekarang baru dapat lokasi, tapi lokasi itu apakah cukup untuk SMR itu, sumbernya seperti apa, kemudian berapa besar yang dibutuhkan untuk itu nanti akan diinformalikan dalam kajian ini, lalu dibawa dan ditampilkan untuk tahapan selanjutnya. Masih banyak tahapannya itu, karena SMR sendiri di Amerika baru 2028 adanya,” jelas Edwin.

PLN Indonesia Power memilih NuScale Power OVS, LLC (NuScale) yang berbasis di Oregon untuk melakukan pendampingan dalam kemitraan dengan anak perusahaan Fluor Corporation yang berbasis di Texas dan JGC Corporation di Jepang dengan fasilitas 462 MW yang diusulkan akan memanfaatkan teknologi SMR NuScale.

Hal ini akan mencakup rencana pemilihan lokasi, rancangan pembangkit listrik dan sistem interkoneksi, penilaian dampak lingkungan dan sosial awal, penilaian risiko, perkiraan biaya, dan tinjauan peraturan.

NuScale menjadi satu-satunya perusahaan di Amerika yang sudah mendapatkan sertifikasi SMR dari Komisi Regulasi Nuklir AS (NRC) yang memiliki desain Advance Light-Water dengan modul daya yang mampu menghasilkan 50 MW listrik yang diberi nama NuScale VOYFR SMR.

“Iya (sertifikasi), cuman belum ada realisasinya,” katanya.

Edwin menjelaskan, kerja sama ini hanya dilakukan oleh Indonesia yakni PLN IP dan BRIN dengan Amerika, yakni Nuscale dan anak usahanya. “Setau saya masih BRIN ya, tapi swasta itu ada yang diikutkan NuScale anak usahanya bagian dari mereka,” katanya.

Dana hibah yang didapatkan dari PLN IP melalui kerja sama ini senilai 1 juta USD digunakan untuk studi kelayakan dari awal sampai selesai.

“Untuk studi kelayakan dari lokasi yang sudah ditentukan BRIN apakah memang layak dibangun. Ukuran itu sampai ratusan ya, cuman SMR itu apakah modulnya kecil-kecil menjadi yang besar, berapa ukuran terbaiknya itu yang sedang disusun,” jelasnya. (Tr/Rd)

related posts

Leave a Comment