Ini Potensi Perputaran Ekonomi dari Program Konversi Motor Listrik

by admin
2 minutes read

Jakarta, BN Nasional – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membeberkan potensi perputaran ekonomi dari program konversi motor listrik ini bisa mencapai Rp1.000 triliun.

Pasalnya, konversi motor listrik yang menjadi bagian dari pembentukan ekosistem electric vehicle itu akan diikuti pembangunan infrastruktur pendukung, utamanya untuk jaringan stasiun pengisian baterai kendaraan listrik. Hal tersebut ia katakan menjadi ceruk bisnis baru bagi PT PLN (Persero) sebagai penyedia listrik negara.

“Nilai yang tercatat bisa Rp900 triliun-Rp1.000 triliun, contohnya dari pembangunan jaringan pengisian kendaraan listrik, itu PLN bisa nambah berapa puluh GW lagi. Kapasitas yang diharapkan ialah dari pembangkit EBT,” kata Arifin di acara Pembukaan Gelar Konversi Sepeda Motor Listrik Perdana di Kementerian ESDM, Jumat (28/7/2023).

Dia pun berharap instalasi pengisian baterai EV berasal dari pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT). Dalam hal ini, solar panel akan menjadi andalan dengan dukungan pendanaan yang diberikan oleh pemerintah.

“Masyarakat bisa pasang solar panel ke atap-atapnya sendiri untuk kurangi demand PLN,” katanya.

Menurutnya, penghematan yang dihasilkan dari kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) bisa mencapai 50% apabila dibandingkan pengeluaran kendaraan berbasis bahan bakar minyak.

“Untuk itu, Indonesia juga akan memiliki industri motor listrik sendiri, ada enterpreneur kita yang mengembangkan. Ini juga bisa mendorong optimalisasi talenta,” jelasnya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendukung penuh kegiatan konversi sepeda motor berbahan bakar minyak menjadi motor listrik. Sepaham dengan Arifin Tasrif, Menhub meyakini bahwa sepeda motor merupakan game changer dalam percepatan ekosistem kendaraan listrik.

Dengan jumlah unit yang lebih dari 120 juta, Budi Karya meyakini proses konversi mudah dilakukan karena kebutuhannya banyak. Tinggal bagaimana meyakinkan masyarakat agar mereka mau menikmati operational expenditure (opex) yang lebih rendah.

“Misalnya pengemudi ojol, kalau pakai kendaraan listrik, opex-nya turun separuh. Ini musti kita pikirkan dan semoga bisa menjadi kekuatan kita,” kata Budi Karya Sumadi. (Louis/Rd)

related posts

Leave a Comment