Jakarta, BN Nasional – Indonesia, bersama Laos, telah berhasil memimpin pertemuan para Menteri energi di kawasan Asia Tenggara atau The 41st ASEAN Ministers on Energy Meetings (AMEM-41). Pertemuan tersebut dihadiri oleh negara anggota ASEAN, negara-negara mitra dialog, dan organisasi internasional. AMEM-41 juga dihadiri oleh Timor Leste sebagai negara observer.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, yang memimpin rapat ini, mengatakan setelah pertemuan selama dua hari pada 24-25 Agustus 2023, AMEM-41 menghasilkan Joint Ministerial Statement (JMS) atau Pernyataan Bersama.
“JMS yang telah dihasilkan terdiri dari adopsi Joint Declaration on Sustainable Energy Security through Interconnectivity. Deklarasi ini berfokus kepada interkonektivitas energi yang merupakan prioritas keekonomian Indonesia pada Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023. Deklarasi ini menekankan, di antaranya mengejar target kawasan ASEAN untuk interkoneksi negara-negara ASEAN melalui ASEAN Power Grid (APG) dan Trans-ASEAN Gas Pipeline (TAGP), termasuk infrastruktur LNG, menuju 2045,” kata Arifin pada konferensi pers di BNDCC Nusa Dua Bali, Jumat (25/8/2023).
Di samping JMS, para Menteri juga menghasilkan pengakuan atas ASEAN Strategy on Carbon Neutrality, ASEAN Economic Community’s Circular Economy Framework; ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance; ASEAN Blue Economy Framework, untuk mendukung agenda keberlanjutan lintas sektor ASEAN
Selain itu, AMEM-41 juga mengemukaan keberlanjutan dari implementasi ASEAN Plan for Energy Cooperation (APAEC) Fase II: 2021-2025, melalui ASEAN Power Grid (APG), Trans-ASEAN Gas Pipeline (TAGP); Coal and Clean Coal Technology (CCT); Energy Efficiency and Conservation (EE&C); Renewable Energy (RE); Regional Energy Policy and Planning (REPP); dan Civilian Nuclear Energy.
“Terkait APG, para Menteri, yakni Indonesia, Laos, dan Brunei Darussalam setuju untuk menandatangani Instrument of Extension (IOE) MoU APG. Seluruh negara anggota ASEAN juga akan menandatangani IoU MoU tersebut pada akhir tahun ini,” jelasnya.
Lebih lanjut, Arifin mengatakan, pertemuan ini juga mencatat kemajuan kerja sama antara ASEAN dan IRENA mengenai target energi terbarukan ASEAN, memperhatikan perkembangan kerja sama energi ASEAN-AS untuk mempercepat transisi energi, menganugerahkan ASEAN Energy Awards 2023 untuk praktik terbaik dalam efisiensi dan konservasi energi, energi terbarukan, manajemen energi, teknologi batubara ramah lingkungan, dan generasi muda.
Selain JMS, para Menteri ASEAN bersama dengan mitra dialog juga mencapai konsensus pada AMEM+3 JMS dan EAS EMM Chair’s Statement.
“Pertemuan Menteri Energi ASEAN ke-41 juga menandai tonggak sejarah yang luar biasa dengan diadopsinya Pernyataan Bersama untuk Proyek Interkoneksi Tenaga Listrik Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Filipina (BIMP – PIP) sebagai perdagangan listrik multilateral berikutnya di ASEAN setelah LTMS (Lao PDR, Thailand, Malaysia dan Filipina),” kata Arifin.
Selanjutnya, Keketuaan ASEAN akan berpindah kepada Laos pada tahun 2024. “Laos akan menjadi Ketua Energi ASEAN pada awal tahun 2024, sesuai dengan masa Keketuaan ASEAN,” katanya. (Louis/Rd)