33.2 C
Jakarta
Rabu, September 27, 2023
spot_img

Nicholas Saputra dan Mimpi Jadi Atlet yang Terpendam

Jakarta, BN Nasional — Pemeran Raka dalam film Paranoia ini menjawab pertanyaan di balik dirinya berbalas-balasan twit dengan admin akun Twitter bulu tangkis.

“Dari dulu banget suka Badminton dan dari dulu banget ingin jadi atlet Badminton, jadi atlet Tenis, ini jadi atlet renang. Kebetulan rumah saya enggak jauh dari Ragunan. Jadi ya rasanya tuh ingin jadi atlet,” ujar Nicholas Saputra.

Nicholas Saputra mengaku kecintaan dirinya pada olahraga mulai tumbuh sejak remaja. Ia terbiasa menyaksikan pertandingan bulu tangkis sejak kecil.

Apalagi, kedua orang tuanya juga penggemar olah raga. Nicholas menyebut ibunya gemar menyaksikan Tenis, sedangkan ayahnya adalah penggemar F1.

“Waktu itu sempat colongan latihan Tenis pakai uang saku, waktu SMP,” kata Nicholas mengenang. “Enggak dimarahin. Soalnya pakai uang saku sendiri,”

Ketika SMA, Nicholas Saputra mulai menjajal dunia peran. Hal itu pun tak lepas dari peran kedua orang tuanya. Kata Nico, orang tuanya serang mengajak dirinya menonton film.

Karena itu pula, Nico mulai sering datang ke bioskop untuk menyaksikan film dari berbagai genre. Salah satunya adalah Petualangan Sherina (2000) yang justru mendorong ia untuk mencoba dunia akting.

Setelah mencoba casting, Nico pun diterima membintangi film Ada Apa dengan Cinta? (2002). Dari film tersebut, Nico kini telah membintangi 23 judul film dengan berbagai genre.

Namun kecintaan Nicholas Saputra akan olahraga, terutama Badminton, tidak pudar meski sudah dikenal luas sebagai seorang aktor.

Nico mengaku tidak pernah absen menyaksikan pertandingan, walau di tengah padatnya kegiatan.

Termasuk menyaksikan pertandingan Thomas Cup 2021 yang berlangsung beberapa waktu lalu. Tak hanya sekedar menonton, Nico juga ikut meramaikan media sosial membahas pertandingan Thomas Cup di media sosial.

Seperti pencinta Badminton pada umumnya, Nico juga memiliki jagoan dalam bulu tangkis: Anthony Sinisuka Ginting. Nico punya penilaian tersendiri untuk atlet kelahiran 1996 itu.

“Biasanya kan pemain tunggal karakternya kan smash yang powerful, terus perawakannya tinggi, terus juga skill-skillnya ya yang kaitannya sama power. Kebanyakan yang kita tahu ya seperti Lin Dan, Chong-wei,” kata Nico antusias.

“Tapi Ginting ini punya postur tubuh yang mungkin beda dibandingkan yang lain, bisa dibilang untuk ukuran pemain tunggal tuh jarang,” lanjutnya.

“Tapi dia tahu kekuatan yang bisa diunggulkan dari mana, dari kualitas pukulan yang cukup lengkap, terus netting yang bagus, gerakan-gerakan tipu yang menarik, jadi emang kalau nonton dia tuh pasti seru. Tegang!” kata Nico.

Layaknya penggemar Badminton pada umumnya, Nico juga ikut merasakan adrenalin saat menyaksikan laga Badminton. Terutama laga partai final yang menjadi penentuan. Ia menjamin akan menyediakan waktu untuk menonton di sela-sela syuting.

“Saya enggak tahu, kayaknya energi pemainnya juga beda, [karena] ingin menang. Nah itu sih yang seru, yang saya cari itu. Ketika pemainnya benar-benar pengen menunjukkan yang terbaik, ya merasa relate-lah jadi kayak ingin juga dia menang,” ujar Nico.

Sumber.

Latest articles

spot_img

Related articles