28 Kerja Sama Dijajaki PLN di EBTKE Conex

by admin
3 minutes read

Jakarta, BN Nasional – PT PLN aktif menjalin kolaborasi dalam pemanfaatan energi bersih dengan melakukan penandatanganan 28 kemitraan dengan berbagai pihak dalam acara tahunan The 11th EBTKE Conex 2023. Langkah ini sejalan dengan misi perusahaan untuk mendukung upaya pemerintah dalam transisi energi menuju emisi nol (NZE) pada tahun 2060.

Dalam 28 kemitraan tersebut, PLN menjalin kerja sama dengan 10 perusahaan untuk penyediaan layanan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di atap dengan total kapasitas 187,97 Megawatt peak (MWp). Selain itu, PLN juga menyetujui Power Purchase Agreement (PPA) untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM), PLTS, dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PTLSa) dengan total kapasitas 25,7 Megawatt (MW).

Tak hanya itu, PLN juga meresmikan pengoperasian 4 PLTM di Sumatra dengan total kapasitas 30 MW. Selain itu, PLN juga bekerja sama dengan tiga perusahaan untuk mengabsorbsi Renewable Energy Certificate (REC) dengan total kapasitas 200 gigawatt hour (GWh).

PLN juga menyetujui kerja sama dalam pengembangan EBT dan pusat data di Batam. PLN juga berkolaborasi dengan Kementerian ESDM untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang transisi energi.

Dalam upaya mempercepat ekosistem kendaraan listrik, PLN juga bermitra dengan 4 perusahaan untuk pengembangan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan penyediaan Stasiun Pengisian Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) serta menjadikan proyek pilot Battery untuk kendaraan listrik di sektor kelautan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, guna mencapai NZE 2060 membutuhkan upaya ekstra dan program yang terencana dengan baik. Dalam konteks ini, berbagai program transisi energi memerlukan kolaborasi dari semua pemangku kepentingan di dalam ekosistem energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.

“Kita harus melaksanakan program transisi energi ini dengan memanfaatkan sumber daya EBT yang ada di dalam negeri yang memiliki potensi besar. Semua potensi ini dapat dimanfaatkan jika kita membangun infrastruktur yang mampu menyalurkannya,” ungkap Arifindalam pembukaan EBTKEConex 2023, Rabu (12/7/2023).

Arifin menekankan pentingnya pengembangan teknologi terbaru guna memaksimalkan pemanfaatan sumber daya EBT yang tersebar di berbagai wilayah. Pemerintah mendukung sepenuhnya upaya ini melalui kebijakan yang memudahkan pengembangan EBT.

“Sangat kita impikan untuk membangun jaringan interkoneksi antarpulau agar potensi yang ada di daerah terpencil dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat dan industri. Kita memiliki sumber daya alam yang besar, seperti mineral-mineral penting, yang jika dimanfaatkan dengan teknologi yang tepat, akan menjadi pendukung transisi energi dan pertumbuhan ekonomi,” katanya.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, perusahaan telah mengambil langkah nyata untuk mengoptimalkan kapasitas EBT yang sudah ada dalam sistem PLN sekaligus membuka potensi pengembangan yang baru.

“PLN mengambil langkah agresif dalam pengembangan EBT di Indonesia. Kami telah memetakan potensinya satu per satu dan bekerjasama dengan pemangku kepentingan terkait untuk memastikan transisi energi ini tidak hanya menyediakan energi bersih tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Darmawan.

Ketua Masyarakat Energi Baru Terbarukan (METI) Wiluyo Kusdwiharto mengatakan, bahwa transisi energi membutuhkan upaya bersama agar tidak ada yang tertinggal dalam proses yang panjang ini. Melalui acara ini, METI ingin mendorong komitmen yang telah terjalin dari berbagai pemangku kepentingan menjadi tindakan nyata dalam pengembangan EBT.

“METI memiliki komitmen yang sangat kuat untuk menjadi garda terdepan dalam perubahan dan transformasi menuju energi baru terbarukan. Dengan semangat dan komitmen yang kuat dari pemerintah, kami yakin kita dapat menerjemahkan kolaborasi ini menjadi tindakan nyata,” kata Wiluyo.

Percepatan transisi energi perlu didukung oleh kolaborasi antara sektor publik dan swasta, terutama dalam pengembangan teknologi EBT dan penghentian penggunaan energi yang tidak ramah lingkungan.

“Marilah kita bersama-sama menjalin kerjasama yang lebih baik dalam mewujudkan ekosistem yang lebih baik. Setiap pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, lembaga keuangan, perusahaan, organisasi masyarakat, hingga individu memiliki peran dalam membangun masa depan yang berkelanjutan,” katanya. (Louis/Rd)

related posts

Leave a Comment