Kementerian ESDM Himbau Perusahaan Dalam Negeri Bikin Rig Migas Sendiri

by admin
2 minutes read

Jakarta, BN Nasional – Permasalaha kurangnya rig pengeboran di lapangan membuat berberapa sumur tidak dapat tercapai, dari target 991 sumur yang ditargetkan tahun 2023, mungkin hanya 864 sumur yang dapat dilakukan pengeboran.

Kondisi kekurangan rig di sektor hulu migas ini terjadi saat pelaku usaha yang mengurangi kegiatan pengeboran dari Pandemi Covid-19 secara global tahun 2020-2022.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji menilai, akibat rig tersebut berpengaruh pada pengeboran terkhusus di offshore.

“Bisa itu (rig) pengaruh, soalnya banyak sekali termasuk untuk Rokan itu kan luar biasa ngebornya. Cari rig itu susah sekarang apalagi yang di laut,” kata Tutuka di Kementerian ESDM, Selasa (8/8/2023).

Tutuka membuka kesempatan bagi perusahaan yang masih memiliki izin eksplorasi jangka panjangan sampai menengah untuk dapat membuat rig sendiri.

“Bikin sendiri (rig), kerja sama dengan BUMN seperti Pindad yang punya kemampuan seperti itu, karena rig kecil untuk workover itu banyak sekali. Kita itu 20 ribu, Pertamina itu banyak sekali,” jelas Tutuka.

Menurutnya, dengan pemeliharaan Work Over Well Service (WOWS) dapat mencegah penurunan produksi minyak di sumur yag sudah ada, hal ini sudah terbukti keberhasilannya.

“Kebutuhannya dan keberhasilan kita untuk tidak decline itu yang WOWS sehingga ga turun gini,” katanya.

Work Over merupakan pekerjaan ulang atas sebuah sumur minyak yang telah ada dan Well Service adalah perawatan sumur minyak.

Sebelumnya, Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Nanang Abdul Manaf mengatakan, di awal tahun ini beberapa pengerjaan investasi tertunda akibat pengeboran pengembangan di area sangat sibuk seperi Pertamina Hulu Rokan (PHR) beberapa kali terjadi kejadian fatal yang kemudian dilakukan penghentian seluruh aktivitas rig di Pertamina Group untuk asesmen dan inspeksi.

“Ternyata sebagaian rig tidak bisa digunakan lagi, jadi harus melalui perbaikan, melengkapi peralatan safety untuk menghindari kecelakaan yang sama,” kata Nanang dalam Konferensi Pers Kinerja Industri Hulu Migas Semester I Tahun 2023 SKK Migas, Selasa (18/7/2020).

Akibat kejadian itu, Nanang mengungkapkan, saat ini Indonesia dalam posisi kekurangan rig. Oleh karena itu, SKK Migas mengupayakan penambahan rig yang sesuai standar keamanan. Meski demikian, Nanang mengatakan, investasi hulu migas di sepanjang tahun ini akan lebih agresif dan masif dibandingkan tahun lalu.

Di 2023, target investasi hulu migas yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 sebesar US$ 15,54 miliar atau lebih tinggi 28% dari realisasi investasi di 2022 sebesar US$ 12,1 miliar.

“Outlook kami adalah mencapai 15,54 miliar dolar AS dengan mempertimbangkan perhitungan dan proyeksi saat ini. Kami berharap mendekati target awal tahun ini,” katanya.

related posts

Leave a Comment