Eks Dirjen Migas,Tutuka Ariadji Kembali ke ITB

by admin
2 minutes read

JAKARTA,BN NASIONAL

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji telah secara resmi melepaskan jabatannya dan kembali ke Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai guru besar sejak 1 Mei 2024.

Setelah menyelesaikan masa tugasnya sebagai direktur jenderal minyak dan gas bumi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yang telah berlangsung lebih dari 4 tahun sejak November 2020.

“Saat bertugas bersama Bapak D irjen, Bapak sangat sabar, murah senyum, dan kami banyak belajar dari kepemimpinan Bapak serta tambahan wawasan serta pengetahuan yang telah Bapak berikan kepada kami,” ujar Sekretaris D irektorat Jenderal Migas, Maompang Harahap, d ikutip dari bisnis.com pada Kamis (2/5/2024).

Maompang menilai bahwa Tutuka telah memberikan kontribusi besar dalam mengawal program strategis di sektor migas Kementerian ESDM selama menjabat sebagai direktur jenderal selama 4 tahun terakhir.

“Kami sangat berterima kasih semoga apa yang sudah d iberikan kepada kami dan Kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi menjadi ladang amal ibadah Bapak,” tambahnya.

Tutuka Ariadji d ipercaya untuk menjabat sebagai direktur jenderal migas Kementerian ESDM pada tahun 2020. Ia membawa pengalaman dan keahliannya yang luas untuk memimpin sektor migas Indonesia di tengah berbagai tantangan dan peluang.

D ibawah kepemimpinanya, D itjen Migas telah mendukung tiga agenda pembangunan nasional pada RPJMN 2020-2024, antara lain optimalisasi potensi energi migas nasional melalui penawaran lelang wilayah kerja migas, memastikan akses energi yang merata dan terjangkau melalui program penyediaan LPG tabung 3 kg tepat sasaran, serta mendorong transisi energi yang ramah lingkungan melalui program konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG) bagi petani dan nelayan sasaran.

Pada Townhall Meeting yang diselenggarakan sebelumnya, Tutuka menyatakan bahwa D itjen Migas harus terus berkembang mengikuti tuntutan industri migas yang semakin kompleks. Menurutnya, D itjen Migas tidak hanya berkutat dengan masalah minyak dan gas, tetapi juga dengan isu karbon dioksida.

“Karena D itjen Migas yang lebih di depan mengetahui ilmu tentang permukaan dan fluida yang d ibawahnya, yang d ibawa dari bawah ke permukaan. Nah, karena kita [Ditjen Migas] yang memegang itu, jadi harapannya Ditjen Migas di depan dalam mengelola emisi karbon ke depan,” ujar Tutuka.

Praktisnya, D itjen Migas perlu mendorong revisi Undang-Undang Migas ke depan, berkaitan dengan pengelolaan hidrokarbon hingga memasukkan pentingnya perubahan iklim kedalam undang-undang nantinya.

“Kita perlu tetap mendorong revisi Undang-Undang Migas ke depan,” tutupnya.

related posts